Di Dewan Keamanan, sebuah resolusi memerlukan dukungan dari sedikitnya sembilan dari 15 anggota, tanpa ada satu pun anggota tetap—Inggris, China, Prancis, Rusia, atau Amerika Serikat—yang menggunakan hak veto mereka. Langkah Amerika tersebut diharapkan akan mendapat cukup dukungan pada Senin (24/2).
Pemungutan suara digelar bertepatan dengan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Washington untuk bertemu Presiden Donald Trump. Kedua pemimpin diperkirakan juga akan membahas isu perang di Ukraina pada pertemuan tersebut.
Macron mengatakan pekan lalu bahwa ia berencana menyampaikan kepada Trump bahwa pemimpin Amerika itu “tidak boleh lemah” saat menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga dijadwalkan mengunjungi Washington pada akhir pekan ini untuk menggelar pembicaraan serupa. Seperti halnya Macron, ia menegaskan bahwa kedaulatan Ukraina harus menjadi inti dari setiap upaya perdamaian.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengunjungi Kyiv pada Senin (24/2) sebagai bentuk untuk memberikan dukungan bagi Ukraina.
“Kami berada di Kyiv hari ini, karena Ukraina adalah Eropa,” kata von der Leyen pada X. “Dalam perjuangan untuk bertahan hidup ini, bukan hanya nasib Ukraina yang dipertaruhkan. Melainkan nasib Eropa.” [Red]#VOA