Kampanye AntiPerundungan melalui Film Animasi

  • Whatsapp
Kiri ke kanan: Tania, Clarecia dan Joanne ketika menonton ballet untuk mengilhami karya animasi mereka (foto: courtesy).
Gambar auditorium pentas ballet tempat Kishika kemudian membakar dirinya (foto: courtesy).
Gambar auditorium pentas ballet tempat Kishika kemudian membakar dirinya (foto: courtesy).

Tema yang berani

Awalnya, Flightless Bird adalah film animasi pendek untuk proyek skripsi ketiga mahasiswa. Ketika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menggelar lomba film animasi pendek, mereka mengikutsertakan film tersebut, tanpa harapan besar karena lomba diikuti banyak peserta dari luar Indonesia, seperti Korea Selatan, Filipina, Malaysia dan Singapura. Toh, mereka menang.

Bacaan Lainnya

Juri lomba, Merry Wijaya yang juga pakar animasi, menyambut baik tema yang diangkat oleh tim mahasiswa yang menyebut diri sebagai grup “Ardiente.” Jarang sekali tema bunuh diri diungkapkan, apalagi dalam film animasi yang dibuat oleh mahasiswa, ujar Merry.

Merry Wijaya (paling kiri) bersama juri film animasi lainnya (foto: courtesy).
Merry Wijaya (paling kiri) bersama juri film animasi lainnya (foto: courtesy).

“Mereka melakukan riset dan hasil film yang mereka buat itu, berhasil memberikan cerita dan rasa empati. Jadi penonton bisa lebih merasa kasihan terhadap orang-orang yang di-bully.”

Juri juga menilai aspek pengarahan dan cerita (penyutradaraan), aspek teknis (animasinya), dan aspek teknik suaranya, tambah Merry Wijaya.

Kecerdasan emosional dan spiritual

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *