Kampanye AntiPerundungan melalui Film Animasi

  • Whatsapp
Kiri ke kanan: Tania, Clarecia dan Joanne ketika menonton ballet untuk mengilhami karya animasi mereka (foto: courtesy).

Kasus-kasus perundungan yang berujung pada bunuh diri di kalangan kawula muda, masih belum banyak diungkap di Indonesia. Satu tim mahasiswa membuat film animasi untuk menyadarkan masyarakat akan isu tersebut.

Flightless Bird (Burung yang Tak Bisa Terbang) hanyalah animasi pendek. Namun, pesan yang ditawarkan film garapan mahasiswa ini begitu serius sehingga film ini memenangkan lomba film animasi pendek.Film tersebut diproduksi bersama oleh tiga mahasiswa Binus Jakarta, dan berkisah tentang sebutir telur angsa yang jatuh dari langit dan menetas di kandang ayam.

Bacaan Lainnya

Anak angsa bernama Kishika itu kemudian hidup dalam lingkungan ayam yang mahir menari ballet. Gaya Kishika menari berbeda dengan ayam-ayam dalam lingkungannya sehingga tak heran kalau Kishika mengalami perundungan, bahkan penganiayaan ketika dua ekor ayam memotong satu sayapnya. Akhir cerita, anak angsa itu membakar dirinya sendiri.

Dua interpretasi

Sutradara, Clarecia Nathaniel, penulis naskah cerita, menjelaskan kepada VOA bahwa kisah dalam film tersebut muncul dari empatinya kepada mereka yang mempunyai masalah kejiwaan seperti depresi, dengan kecenderungan bunuh diri. Menurutnya, orang-orang itu memerlukan bantuan.

“Ternyata yang mengalami itu bukan cuma terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Saya mengangkat isu ini supaya orang lebih memahami dan masyarakat tidak serta merta berpikir jelek tentang kesehatan mental”, ujarnya.

Salah satu gambar untuk latar belakang animasi, karya Tania (foto: courtesy).

Bunuh diri dalam film animasi itu diartikan bahwa ia bebas dan tak akan ada lagi yang dapat menyakitinya. Namun apakah tindak bunuh diri itu suatu penyelesaian yang bijak? Clarecia menjawab, “Kami memutuskan untuk mengakhiri cerita itu agak open ending ya… jadi sesudah membakar diri, ada adegan di mana ada angsa-angsa terbang di angkasa. Nah itu yang membuka dua interpretasi, dia ada yang menolong dan bergabung dengan angsa yang lain, atau dia mati dan sudah bebas.”

Terserah bagaimana penonton menginterpretasikannya, tambah Clarecia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *