Meskipun diliputi berbagai ketidakpastian global, perekonomian dan sistem keuangan Indonesia dinilai oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) cukup stabil pada 2023. Apa saja tantangan yang perlu diwaspadai pada tahun ini?
JAKARTA ( DN ) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, penilaian KSSK ini merupakan berita positif di tengah risiko perlambatan ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
“Jadi seluruh sistem keuangan domestik dan kondisi perekonomian terjaga baik dan mampu mendukung pemulihan serta pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1).KSSK sendiri terdiri dari Menkeu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).Masih menurut menkeu, perkembangan yang cukup baik ini salah satunya ditopang oleh konsumsi domestik yang diyakini bisa mensubstitusi sentimen negatif dari eksternal, dan juga investasi. Hal tersebut, katanya, terbukti dengan ekonomi Indonesia pada triwulan-III tahun lalu yang masih tumbuh 5,05 persen secara year to date.“Pada triwulan-IV 2023, tanda-tanda resiliensi dari aktivitas ekonomi domestik tersebut masih berlanjut dan ini dilihat dari indeks PMI yang konsisten di zona ekspansif. Juga kontribusi surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut dan indikator dini yang masih kuat seperti indeks penjualan riil dan juga indikator keyakinan konsumen yang masih relatif stabil dan kuat. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada kisaran 5 persen. Sementara angka pengangguran menjadi 5,32 persen dan angka kemiskinan mencapai 9,36 persen,” jelasnya.
“Jadi seluruh sistem keuangan domestik dan kondisi perekonomian terjaga baik dan mampu mendukung pemulihan serta pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1).KSSK sendiri terdiri dari Menkeu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).Masih menurut menkeu, perkembangan yang cukup baik ini salah satunya ditopang oleh konsumsi domestik yang diyakini bisa mensubstitusi sentimen negatif dari eksternal, dan juga investasi. Hal tersebut, katanya, terbukti dengan ekonomi Indonesia pada triwulan-III tahun lalu yang masih tumbuh 5,05 persen secara year to date.“Pada triwulan-IV 2023, tanda-tanda resiliensi dari aktivitas ekonomi domestik tersebut masih berlanjut dan ini dilihat dari indeks PMI yang konsisten di zona ekspansif. Juga kontribusi surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut dan indikator dini yang masih kuat seperti indeks penjualan riil dan juga indikator keyakinan konsumen yang masih relatif stabil dan kuat. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada kisaran 5 persen. Sementara angka pengangguran menjadi 5,32 persen dan angka kemiskinan mencapai 9,36 persen,” jelasnya.
Faktor Risiko