“Jadi kami sudah bersiap-siap mulai dari paspor, pakaian masuk ke koper dan kita simpan semuanya di dalam lemari. Jadi kita bersiap kalau nantinya atap lepas, karena diangkat oleh tornado,” tambah Denny yang sudah menetap di AS sejak tahun 1997.
Pohon dan ranting yang tumbang pun terlihat di jalanan. Beberapa daerah pun dilanda banjir. Pemerintah kota setempat mengimbau warganya untuk tinggal diam di rumah jika memungkinkan, kecuali ada hal darurat.
“Jadi itu untuk menghindari terjebak banjir di tengah jalan atau bertabrakan dengan mobil lain. Banyak lampu lalu lintas yang mati, kemudian beberapa tempat juga ada air yang tidak kelihatan di jalan (apakah) air tersebut tinggi atau tidak. Jadi imbauan pemerintah ini juga supaya kita semua tidak menambah beban dari pemerintah kota atau emergency crew,” jelas Denny.
Denny menambahkan saat ini belum banyak bisnis yang buka, kecuali mereka memiliki generator. Antrean panjang di pom bensin dan tempat drive-thru atau layanan tanpa turun restoran pun terlihat
Berdasarkan laporan dari Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston, terdapat sekitar 1.900 warga Indonesia yang terdaftar menetap di Texas.
“Sampai saat ini tidak ada korban jiwa dari WNI itu sendiri dan Alhamdulillah kita juga terus komunikasi di Texas. Alhamdulillah, semuanya aman,” ujar Hadyan Hamimi, Wakil Konsul bagin Pendidikan, Sosial, dan Budaya KJRI Houston.
Hadyan Hamimi menambahkan, pihak KJRI Houston sudah mengimbau para WNI sejak seminggu sebelum badai tersebut datang agar siap menghadapinya. KJRI juga membuka hotline 24 jam jika ada masyarakat yang memerlukan bantuan.
Hingga artikel ini ditulis, lebih dari 1,6 juta warga Texas masih mengalami pemadaman listrik. Hal ini menjadi tantangan bagi warga Texas, mengingat suhu udara yang mencapai sekitar 40 derajat Celsius.
Dinas Cuaca Nasional Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan melalui situs mereka tentang suhu panas yang bisa membahayakan jiwa. Mereka menganjurkan warganya untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan tanpa AC dan minum air yang banyak.
“Di (Houston) kemarin panas banget, terus AC mati, udah enggak comfortable lagi, rumah udah enggak bisa ditinggali lagi, akhirnya kita memutuskan buat evakuasi,” jelas Nitya yang berprofesi sebagai analis keuangan di Houston.
Pemadaman listrik, bahkan air juga berdampak kepada masjid Indonesia, Istiqlal, yang juga berlokasi di daerah Sugarland di Houston. Menurut Denny, pemadaman listrik ini bisa terjadi hingga berhari-hari.
“Jadi pengurus menutup masjid untuk sementara waktu. Sampai sekarang juga belum ada tanda-tanda lampu akan menyala kembali,” jelas Denny Witjaksana yang juga adalah perwakilan dari masjid Istiqlal di Houston.