Sebelum bertemu Prabowo, Sergei telah melangsungkan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang potensi kedekatan Indonesia-Rusia setelah menjadi anggota BRICS, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang menegaskan Indonesia tetap memiliki prinsip bebas aktif.
“Kalau namanya kunjungan ini (Sergei Shoigu) kan pastinya ada proses, enggak tiba-tiba. Dan kita juga memperlakukan semua negara itu sama, lagi dengan politik luar negeri bebas aktif,” ungkap Frega.
Menurutnya, keputusan Indonesia untuk bergabung ke dalam BRICS hingga ke OECD kelak mencerminkan implementasi politik bebas aktif Indonesia, yang tujuannya untuk dapat merangkul mitra strategis dengan banyak negara.
“Intinya ini untuk kepentingan nasional Indonesia, dan kalau bcara pertahanan adalah kedaulatan. Ketika kedaulatan itu terganggu, otomatis kita tidak bisa menikmati seperti saat ini dan untuk bisa menjaga kedaulatan, kita butuh bukan hanya SDM, tapi juga butuh alutsista yang unggul, tentunya kerja sama pertahanan termasuk salah satunya dengan Rusia untuk membangun kapasitas itu,” jelasnya.
Ditambahkannya, Indonesia juga masih menjalin kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain seperti salah satunya Amerika Serikat. Ia menyinggung latihan bersama TNI dengan pihak angkatan bersenjata Amerika Serikat dan Rusia, hingga mengirimkan personil ke masing-masing negara itu untuk belajar.
“Jadi intinya bukan kita mau ke kiri-kanan Amerika, Rusia, dan China, kita melihat dalam kerangka yang lebih besar, dalam kepentingan nasional Indonesia, dan saat ini ketika kita ingin membangun, kita butuh stabilitas. Ketika salah melangkah, memilih salah satu pihak, itu tentunya akan menimbulkan konflik strategis,” tegasnya.
Ada Apa di Balik Lawatan Shoigu?