Takalar yang Terlupakan: Sepenggal Kisah Nenek No’ni di Ujung Senja

  • Whatsapp

Di malam hari, rumah itu tenggelam dalam gelap. Tak ada aliran listrik. Nenek No’ni hanya ditemani cahaya redup dari lampu minyak tanah yang ia letakkan di sudut ruangan. Di bawah cahaya temaram itu, ia berdoa dalam diam, berharap esok masih ada kekuatan untuk bangun dan bertahan.

Meski hidup dalam keterbatasan, Nenek No’ni tetap tersenyum. Senyum itu bukan karena bahagia, melainkan karena terbiasa. Ia tak pernah mengeluh, meski dunia di sekitarnya semakin sunyi. Senyumnya adalah pesan: bahwa harapan bisa tetap hidup, bahkan di tengah gelap dan sepi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *