” Memang lokasinya menanjak, dan lahan parkir disana juga tidak memadai, rencana awalnya jika ada pengunjung yang naik kereta kelinci bisa transit di desa Dero dan naik ojek, jadi untuk menambah pemasukan warga sekitar,” ungkapnya.
Selanjutnya, dia menyampaikan usai dibangun dan sempat mendapat bantuan dari kemendes berupa bangunan senilai Rp. 1 Milyar, ternyata terdampak covid 19 sehingga waktu itu harus tutup.
” Ya waktu itu, terkendala covid dan airnya yang mengandung kaporit jadi keluhan pengunjung habis renang gatal dan bersisik kulitnya kami sempat mengusulkan pembelian filter tapi belum bisa,” Jelasnya.
Sebelumnya Dia membenarkan bahwa 3 tahun yang lalu ada keuntungan yang diterima sebesar Rp. 500.000 dan dimasukan dalam penyertaan modal lagi.
“Dulu dirapel 3 tahun RAT, waktu covid itu, kalau sampai saat ini malah belum ada RAT dari direktur bumdesma, harapannya segera dilaporkan berapapun hasilnya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada anggota apalagi saat itu juga menggunakan uang dari Dana Desa untuk penyertaan modal, ” Kata kades yang enggan disebut namanya.