Tak hanya itu saja, dalam bidang kesehatan, Kota Surabaya terbukti berhasil menekan angka angka. Saat ini, Surabaya menjadi kota dengan angka stunting terendah secara nasional atau terendah se-Indonesia. Capaian tersebut tidak lepas dari berbagai program yang dijalankan oleh Pemkot Surabaya bersama seluruh stakeholder di Kota Pahlawan.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 4,8 persen (923 balita). Pada awal Januari 2023 stunting Surabaya sebanyak 923 kasus, awal Februari 2023 sebanyak 872 kasus, awal Maret 2023 sebanyak 850 kasus, awal April 2023 sebanyak 805
kasus, awal Mei 2023 sebanyak 760 kasus, awal Juni 2023 sebanyak 712 kasus, awal Juli 2023 sebanyak 653 kasus, awal Agustus 2023 sebanyak 583 kasus, awal September 2023 sebanyak 533, awal September 2023 sebanyak 529 kasus, dan saat ini hingga Oktober 2023 sebanyak 467 kasus.
“Seperti stunting turun karena ada kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Hal ini didukung dengan adanya orang tua asuh balita stunting, serta adanya kelas parenting melalui program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH),” tegasnya.