Dosen Komunikasi Politik Universitas Airlangga ini menilai bahwa hasil survei itu digunakan sebagai strategi kampanye untuk meraih simpati publik.
“Cara itu bisa menyesatkan public,”tegas Suko.
Karenanya, Suko mengingatkan agar publik berhati- hati dan jangan mudah diperdayainya. Apalagi jika hasil survey yang sangat ekstrim.