Menurut Zayla,“ini terutama pendidikan yang bagus untuk semuanya, akses yang merata untuk pendidikan bagus. Selain itu, kesehatan, terutama akses kesehatan yang merata, itu penting untuk aku.”
Ady sependapat dan mengatakan sistem pendidikan di Indonesia harus lebih baik lagi. Tapi tak kalah penting baginya adalah masalah pertahanan nasional dan hubungan internasional dan menambahkan, “Ketahanan pangan juga, masih banyak warga negara Indonesia yang masih dalam status ekonomi menengah ke bawah, jadi isu-isu kemiskinan.”
Sementara itu Ida mengacu pada pengalaman keluarga besarnya di kampungnya yang sedikit berpendidikan tinggi tetapi punya banyak sawah. “Banyak paslon yang menjanjikan susu gratis, ada juga makan gratis. Tapi kalau saya lebih melihat mana yang [program] pendidikannya lebih menjamin. Pendidikan itu penting,” komentarnya.
Aktif berorganisasi semasa kuliah di UNJ, maka Ida pun menginginkan presiden terpilih adalah sosok yang menonjol jiwa kepemimpinannya dan berwibawa.
Ini senada dengan sosok presiden ideal bagi Zayla, yaitu, “Kandidat yang dapat mewakili seluruh masyarakat Indonesia, bukan cuma mewakili satu golongan.”
Siap mengikuti perkembangan zaman, dan, membawa program yang berfokus untuk memeratakan kesempatan hidup yang baik bagi semua orang, lanjut Zayla.
Ia, juga Ida, berencana memberikan suara langsung di Kedutaan di Washington DC. Sedangkan Ady memilih untuk mengirimkan surat suaranya melalui pos.
Pemberian suara langsung di AS akan dilakukan serentak di kedutaan besar Indonesia di Washington DC dan di seluruh konsulat jenderal pada 10 Februari mendatang.