Dia menceritakan sejak ia dan dua rekannya dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza Utara ke Khan Younis, Gaza Selatan, pada tanggal 22 November 2023, mereka sempat “musyawarah” terkait evakuasi ke Indonesia. Akhirnya hanya Farid yang memutuskan untuk dievakuasi.
“Tanggal 23 November, kita langsung sampaikan, kita kan koordinasi dengan KBRI Kairo, Kemenlu dan MER-C pusat juga, kita sampaikan bahwa dua orang akan tetap dan satu orang meminta bantuan untuk dievakuasi. Jadi tanggal 23 November 2023 sampai kemaren (9 Desember) namanya baru keluar jadi namanya nunggu nya lama banget pokoknya,”ungkap Fikri.
Kemkes Palestina: Korban Terus Bertambah
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikuasai kelompok militan Hamas, mengatakan hingga Minggu (10/12) sedikitnya 17.400 orang Palestina meninggal, dan 48.000 lainnya luka-luka. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas.
“Alhamdulillah kita bisa mengambil bahan-bahan makanan, saat break pertunjukan. Setiap hari kita juga punya staf lokal yang setiap hari walaupun dalam gempuran ini, beliau tetap ke pasar walaupun dengan apa adanya. Jadi kita intinya buat makan siang karena pagi mereka susah mencari makan jadi kita menyediakan makan siang untuk mereka,” ungkapnya.
Sebelum Fikri, Kementerian Luar Negeri juga telah berhasil mengevakusi dua keluarga warga negara Indonesia yaitu keluarga Abdillah Onim dan Muhammad Husein. Evakuasi mereka juga sempat mengalami kesulitan.
Veto AS di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memastikan perang di Gaza berlanjut. [Red]#VOA