Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1

  • Whatsapp

Sejumlah pengamat berpendapat, meski berpasangan dengan Cak Imin ­yang notabene dari keluarga pendiri NU, bukan jaminan bisa mendulang suara Nahdliyin. Apalagi, Cak Imin bukan satu-satunya cawapres dari kalangan NU.

Ganjar Pranowo, capres dari Koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menggaet Muhammad Mahfud MD yang dekat dengan warga Nahdliyin di Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Firman Noor, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan kalau pasangan capres ingin mendapat suara besar dari kalangan NU harus melibatkan para kyai. Hal ini karena hubungan pola patron-klien antara para kyai dan santri-santrinya.

“Dia (kiai) bisa menginstruksikan baik langsung atau tidak untuk mengarahkan pilihan terhadap seseorang. Dan sampai hari ini masih menjadi sebuah realita di Indonesia,” ujar Firman Noor kepada VOA baru-baru ini mengenai magnet suara Nahdliyin dalam pemilu.

Profil Pkb Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik Dari Nomor Urut 1 4
Pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat mendaftarkan diri untuk pencalonan di pilpres, di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jakarta, 19 Oktober 2023. (Foto: Willy Kurniawan/Reuters)

Hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei menunjukkan elektabilitas pasangan Anies-Cak Imin terendah di antara ketiga pasangan capres-cawapres.

Jajak pendapat Lembaga Survei Nasional (LSN) pada akhir November menunjukkan paslon Prabowo-Gibran masih merajai tren elektabilitas dengan 42,1%. Kemudian Ganjar Pranowo-Mahfud MD dipilih oleh 28,8 persen responden dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar didukung oleh 25,2% responden. Sementara itu sebanyak 3,9% responden belum bisa menentukan pilihan.

“Pasangan Anies-Cak Imin sudah terlanjur dapat cap sebagai representasi politik Islam, sehingga para pemilih Ganjar-Mahfud yang nasionalis lebih nyaman bermigrasi ke kubu Prabowo-Gibran,” kata Gema Nusantara Bakry, Direktur Eksekutif LSN.

Namun, survei terakhir dari Litbang Kompas pada Desember memperkirakan pasangan nomor urut satu akan maju ke putaran kedua pilpres setelah mengalahkan pasangan Ganjar-Mahfud.

Janji kampanye: Dana Desa Rp5 miliar

Meski masa kampanye belum mulai, Muhaimin Iskandar dan petinggi-petinggi PKB sudah mengumbar sejumlah janji apabila Cak Imin menang pilpres.

Salah satu janji PKB yang sempat viral di berbagai media sosial adalah janji menaikkan dana desa menjadi Rp5 miliar per desa per tahun dari saat ini yang hanya Rp 1,5 miliar. Janji peningkatan dana desa ini dilontarkan oleh Ketua Komisi X DPR RI sekaligus Ketua DPW PKB Jawa Barat, Syaiful Huda, seperti yang terlihat pada unggahan di Instagram.

Selain dana desa Rp5 miliar, janji PKB lainnya antara lain:

  • Subsidi sebesar Rp6 juta bagi ibu hamil selama masa kehamilan untuk mencegah stunting atau tengkes pada anak-anak Indonesia
  • Menghentikan penggusuran permukiman
  • Tidak ada kenaikan cukai rokok
  • Help desk 24 jam di setiap kabupaten/kota untuk konsultasi kesehatan mental

Apa kata pemilih?

Dari sejumlah survei terbaru, tren elektabilitas PKB tak beranjak jauh dari urutan keempat atau kelima. Paling tinggi urutan ketiga, seperti yang bisa dilihat pada kompilasi data VOA di bawah ini.

Ketua Survei Opini Publik (ASOPI), Umar S. Bakry, mengatakan kepada VOA bahwa meski PKB didirikan oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama, pilihan politik warga Nahdliyin tidak pernah solid ke satu partai, dan tren ini sudah berlangsung sejak Orde Lama.

“Pilihan politik warga NU selalu tersebar ke berbagai partai. Jadi, sulit buat PKB menembus dua besar, meskipun warga NU jumlahnya sangat besar. Bahkan, PKB di bawah kepemimpinan Gus Dur yang karismatik tidak mampu keluar dari partai papan tengah,” papar Umar, yang juga pendiri Lembaga Survei Nasional (LSN). [Red]#VOA

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *