Ekonom di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan masih banyak program-program dari Presiden Prabowo Subianto yang belum diketahui detail implementasinya, termasuk program unggulan makan bergizi gratis (MBG). Tetapi menurutnya ada isu yang jauh lebih penting dan harus segera diselesaikan pemerintah, yaitu terus turunnya daya beli masyarakat akibat besarnya PHK dan kurangnya lapangan kerja.
“Ini belum terlalu tercermin dari program-program yang ada. Misalnya ketahanan pangan (MBG) yang tidak menyasar isu utama yaitu isu penciptaan lapangan kerja. Jadi saya rasa kita belum melihat ada strategi yang betul-betul jitu dari pemerintahan saat ini untuk bisa menggapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Jangankan menuju 8 persen, kita melihat lima persen ini semakin tipis pertumbuhannya lama-lama. Ini yang kita belum melihat kebijakan pemerintah yang betul-betul spesifik meng-address isu tersebut,” ungkap Riefky ketika berbincang dengan VOA.
Ekonom: Klaim Pemerintah Bahwa Ekonomi Baik, Tidak Sepenuhnya Benar
Klaim pemerintah bahwa kondisi perekonomian tanah air berada dalam kondisi yang baik juga tidak sepenuhnya benar. Ia menilai pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen ini cukup stagnan dan tidak cukup modal bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju.
“Artinya kalau impor menurun, tidak lama kemudian kita akan melihat aktivitas produksi dalam negeri juga akan menurun. Jadi poin-poin tadi not necessary menggambarkan performa ekonomi kita yang membaik. Mungkin perlu hati-hati menyikapinya bahwa isu yang jelas terlihat adalah produktivitas menurun, penciptaan lapangan kerja tidak membaik, dan juga banyak masyarakat turun tingkat kesejahteraannya,” pungkasnya. [Red]#VOA