Subandi juga menyoroti peningkatan layanan bagi penderita Tuberkulosis (TBC), serta perluasan akses Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di pasar-pasar tradisional. Upaya ini ditujukan untuk menjangkau kelompok rentan di sektor informal, termasuk disabilitas dan lansia.
“Kami ingin seluruh perangkat daerah, camat, hingga desa dan kelurahan aktif bersinergi. Ini bukan kerja satu instansi, tapi gerakan bersama,” tegasnya.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Lakhsmi Herawati Yuwantina, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Forum Kabupaten Sehat terus melakukan pembinaan dan monitoring lapangan. Ia memastikan bahwa seluruh indikator nasional dalam sembilan tatanan kabupaten sehat dapat terpenuhi.
“Kami dorong penguatan desa siaga, penataan kawasan tanpa rokok, hingga pengelolaan limbah domestik yang ramah lingkungan. Semua ini bagian dari upaya menjadikan Sidoarjo sebagai kabupaten sehat yang berkelanjutan,” jelas dr. Lakhsmi.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, Pemkab Sidoarjo kini berada di jalur yang tepat untuk meraih Swasti Saba Wistara. Namun lebih dari itu, langkah ini menjadi cerminan dari visi besar daerah dalam membangun kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. [Swd]