“Kami dari panitia desa sendiri juga binggung mau Tanya ke siapa, sesuai jadwal memang seharusnya kami jam 1 siang tetapi karena pada saat kami datang di SLG gelombang pertama belum selesai. Sehingga untuk Kecamatan Semen baru mulai sekitar jam 7 malam. Sedangkan kami dari panitia harus menunggu hasil ujian sampai jam 4 pagi.” Jawabnya
Perlu diketahui pada Bulan Nopember kemarin Convention Hall SLG pernah digunakan oleh Badan Kepegawaian Propinsi Jawa Timur, BKD Kabupaten Kediri dan juga Pemkot Kediri untuk pelaksanaan ujian CPPPK dan CPNS. Pada pelaksanaannya kapasitasnya hanya 300 peserta per sesi, sedangkan pada pelaksanaan ujian perangkat desa pada Desember kemarin sebanyak 615 peserta. Diduga panitia pelaksanaan tidak melakukan observasi dan terkesan ngawur yang menyebabkan ujian sempat tertunda, sesuai jadwal pelaksanaan ujian sendiri dibagi menjadi 2 sesi akan tetapi dengan errornya sejumlah laptop ujian berakhir sampai malam. Jelas ini tidak efektif dan sangat merugikan peserta ujian yang ikut sekaligus desa yang melaksanakan ujian.
Dari hasil investigasi dilapangan Tim Media menduga pihak panitia pelaksanaan ujian perangkat desa yang digelar di SLG yang harus bertanggung jawab. Diduga panitia dan pihak ketiga dalam hal ini penyedia perangkat computer ngawur dan tidak ada koordinasi dengan pihak – pihak yang pernah melaksanakan ujian serupa di SLG sehingga pada hari pelaksanaan error, panitia desa dan pemerintah desa yang telah membayar untuk berlangsungnya ujian juga tidak dilibatkan. Diduga masalahnya bukan di error perangkat akan tetapi overload, sehingga perangkat yang disediakan dan dipasang oleh panitia tidak dapat digunakan, panitia sendiri diduga asal – asalan dan tidak memperhitungkan aspek kenyamanan. Untuk pengadaan perangkat sendiri tidaklah gratis, tetapi panitia desa telah menyewa melalui panitia pelaksana di SLG, nominalnya sekitar 500 ribu per peserta dan ini jelas merugikan panitia dan juga peserta.