AS dan Israel, yang bertekad untuk memberantas Hamas, menentang gencatan senjata, dan berpendapat bahwa hal itu akan memungkinkan kelompok militan Islam untuk berkumpul kembali dan mempersenjatai kembali.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan cara Israel melakukan operasinya “menciptakan hambatan besar terhadap distribusi bantuan kemanusiaan” di Gaza, di mana PBB mengatakan bantuan yang tersedia hanya 10 persen dari yang dibutuhkan.
Israel mengatakan 5.405 truk bantuan – yang membawa makanan, air dan pasokan medis – telah memasuki Gaza sejak perang dimulai.
Laporan terbaru mengenai korban jiwa dari Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 20.057 warga Palestina dan 53.320 lainnya terluka. Serangan itu juga menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut dan membuat sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi.
Israel mengatakan 140 tentaranya tewas sejak melancarkan serangan darat pada 20 Oktober.
Serangan udara, pengeboman artileri, dan pertempuran dilaporkan terjadi di Gaza hingga Jumat (22/12) malam. Sementara itu harapan untuk kemajuan dalam pembicaraan di Mesir, yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata baru antara Israel dan Hamas yang sedang berselisih, semakin meredup.
Penduduk Al-Bureij, di tengah-tengah Gaza, diperintahkan oleh militer Israel untuk segera berpindah ke wilayah selatan. Instruksi tersebut menandakan pergeseran fokus serangan darat, yang sebelumnya telah merusak bagian utara kantong tersebut, dan sekarang diarahkan ke serangkaian serangan di bagian selatan.