“Apa yang dimulai sebagai permohonan reformasi disambut dengan kebrutalan yang mengejutkan, yang mengarah ke salah satu konflik paling mengerikan di zaman kita,” kata Pederson.
“Konflik itu mengungkap penderitaan yang mendalam akibat kekejaman manusia. Banyak keluarga terus berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai, masyarakat tetap terpecah, jutaan orang terus mengungsi dari rumah mereka, dan terlalu banyak yang masih terus mencari orang-orang yang hilang.”
Menurut PBB konflik tersebut telah menyebabkan sekitar 12 juta orang di Suriah mengungsi, termasuk lebih dari 6 juta pengungsi.
Assad digulingkan pada Desember 2024, tetapi harapan untuk kembalinya stabilitas telah terguncang oleh kekerasan mematikan yang dimulai pada 6 Maret yang lalu. Kekerasan tersebut terjadi di wilayah pesisir Suriah, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pejuang yang setia kepada mantan presiden Assaf, yang menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil.