JENEWA | DN – Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa Jalur Gaza telah terjerumus ke dalam keadaan anarki, yang menghambat upaya penyaluran bantuan kemanusiaan kepada jutaan warga Palestina yang berada dalam kesulitan.
“Kantor kami telah mendokumentasikan dugaan pembunuhan di luar hukum terhadap polisi setempat dan pekerja kemanusiaan, dan pencekaman pasokan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup penduduk sipil. Anarki sedang menyebar,” kata Ajith Sunghay, kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina.
Berbicara dari Amman, Yordania, Sunghay, yang baru saja kembali dari kunjungan sembilan hari ke Gaza, mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa kondisi di sana telah memburuk secara signifikan sejak misi terakhirnya ke wilayah kantong Palestina beberapa minggu lalu.
“Rakyat Gaza sangat menderita. Ini benar-benar membuat putus asa. Sekali lagi, orang-orang berpindah dari utara ke selatan, meskipun mereka melakukan perjalanan dengan kesadaran bahwa hal itu penuh dengan bahaya,” katanya.
“Saya melihat sepeda motor dan trailer berisi barang-barang pribadi terbakar di jalan. Tidak ada siapa-siapa,” ujarnya. “Yang jelas tidak ada seorang pun yang selamat dari serangan itu.”
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 503 warga Palestina telah tewas, sebagian besar di Gaza tengah, sejak 12 Juli. Selama periode itu, PBB mengatakan tiga insiden korban massal telah terjadi di berbagai wilayah Gaza, di mana dua sekolah yang dikelola UNRWA diserang. Serangan itu menewaskan hampir 200 orang Palestina dan melukai ratusan lainnya.