Ditambahkannya, di era digital di mana terjadi persaingan yang sangat kompetitif untuk mendapat perhatian publik, media kerap menghadapi tekanan. Media kerap terjebak dalam pola clickbait dan sensationalism.
“Kebanyakan orang kini menemukan informasi secara incidental news consumption. Jadi konsumsi beritanya secara insidental, yaitu di media sosial. Nah, ini saya bisa paham kenapa akhirnya media cenderung mengangkat sensational things, untuk mengambil spotlight atau mencuri perhatian di tengah overload information yang ada di media sosial atau yang ada di masyarakat,” jelasnya.
“Ini adalah tantangan media di mana masyarakat kita tidak terlalu terbiasa untuk membaca … sekarang orang-orang attention span-nya short. Jadi tidak bisa berlama-lama. Medianya harus berinovasi di situ,” kata Rossalyn.
Peran Juru Bicara Pemerintah
Di tengah tren pejabat yang semakin sering kedapatan menyampaikan pernyataan dengan konotasi kasar, baik pemerintah maupun media memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Firman menegaskan bahwa pemimpin tetap bisa bersikap tegas dan transparan tanpa kehilangan etika dalam berbicara.
“Tidak formal kan tidak berarti (menjawab) dengan memaki, atau menghardik dengan melecehkan pendapat publik,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti kehadiran para juru bicara agar mampu menyampaikan pesan pemerintah dengan lebih baik dan beretika.
“Kan sudah menunjuk juru bicara, sudah memilih orang-orang yang bisa berbicara dengan masyarakat yang beragam. Menurut saya, gunakanlah itu untuk membangkitkan partisipasi publik,” jelas Firman.
Di sisi lain, media memiliki peran besar dalam membentuk cara publik memahami pernyataan pejabat. Jika media hanya sekadar menampilkan pernyataan kontroversial tanpa konteks yang cukup, mereka justru berpotensi menciptakan kebingungan di masyarakat.
“Media kewajibannya sampai di menyebarkan beritanya, atau informasinya, dan mengemasnya. Bagaimana interpretasi masyarakat terkait momentum itu, statement itu, atau berita itu, kan tidak bisa dikontrol. Tetapi setidaknya dengan memberikan konteks, media bisa memberikan tambahan value untuk masyarakat menimbang,” jelas Rossalyn. [Red]#VOA










