MER-C Minta WHO Bertindak Tegas dan Serukan Indonesia Buat Rumah Sakit Lapangan

  • Whatsapp
FILE - Kerusakan di sebuah ruangan rumah sakit Nasser di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, setelah pemboman Israel, 17 Desember 2023, di tengah pertempuran dengan kelompok militan Palestina Hamas.
FILE - Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dari kiri ke kanan: Henry Hidayatullah, Sarbini Abdul Murad, Faried Thalib dalam konferensi pers soal pengiriman tim ke Gaza, Palestina di kantor MER-C , Salemba, Jakarta Pusat,10 Oktober 2023.
FILE – Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dari kiri ke kanan: Henry Hidayatullah, Sarbini Abdul Murad, Faried Thalib dalam konferensi pers soal pengiriman tim ke Gaza, Palestina di kantor MER-C , Salemba, Jakarta Pusat,10 Oktober 2023.

Berbicara dalam jumpa pers di kantornya, hari Rabu (21/2), MER-C mendesak Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengambil sikap tegas guna menghentikan kebiadaban Israel. Lembaganya, tambah Sarbini, meminta Israel membiarkan rumah-rumah sakit di seantero Gaza kembali beroperasi untuk merawat korban luka-luka yang jumlahnya hampir 70 ribu orang.

Di sisi lain MER-C juga mendesak pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dengan pihak lain agar dapat membantu warga Palestina di Gaza yang sedang dililit krisis kesehatan luar biasa.

Bacaan Lainnya

“(Kami) minta pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi, melakukan pendekatan dengan Mesir agar bisa mendirikan Rumah Sakit Indonesia lapangan di Rafah, sehingga jarak antara korban yang ada di Gaza dengan Rumah Sakit Indonesia lapangan ini bisa sangat dekat,” kata Sarbini seraya menegaskan pendirian rumah sakit lapangan di Rafah, Mesir, harus segera diwujudkan.

Lebih jauh Sarbini mengatakan pihaknya telah mengetahui bahwa pemerintah Mesir telah mengizinkan dunia internasional untuk mendirikan rumah sakit lapangan di Rafah guna membantu korban perang warga Gaza. Rumah sakit ini akan menjadi wakil Indonesia yang secara langsung membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza, setelah Rumah Sakit Indonesia di bagian utara tidak lagi dapat beroperasi akibat serangan tentara Israel.

Kemlu Sedang Pelajari dan Pertimbangkan Pembangunan Rumah Sakit Lapangan di Rafah

Direktur Timur Tengah Bagus Hendraning Kobarsyih mengatakan permintaan MER-C itu merupakan sebuah hal yang wajar. Kementerian Luar Negeri, ujarnya, akan mempelajari sekaligus mempertimbangkan banyak hal untuk sampai pada tahap pembangunan Rumah sakit lapangan di Rafah.

“Melihat kondisi di lapangan, mempertimbangkan banyak hal, aspek keamanan, ketersediaan supai logistik, suplai obat-obatan, ketersediaan tenaga kesehatan dan dokter. Paling penting adalah izin dari pemerintah setempat. Itu kan nggak mudah, itu harus diklarifikasi dulu baru kita bisa sampai pada keputusan perlu atau tidak membangun rumah sakit lapangan,” ujarnya.

Lebih jauh Bagus mengatakan ia sangat memahami bahwa di saat krisis seperti sekarang ini fasilitas kesehatan dalam bentuk apapun di Gaza memang akan sangat membantu warga Palestina di wilayah itu. Tetapi keputusan pembangunan rumah sakit lapangan tidak dapat dibuat dalam waktu singkat, dan ia terbuka pada semua opsi yang dapat meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza.

Terkait veto Amerika terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata, Bagus mengharapkan negara-negara pemilik hak veto bisa bertindak bijaksana melihat kondisi di lapangan dan tidak bersikap berat sebelah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *