Mengapa Warga Lokal Menolak Pengungsi Rohingya di Pulau Weh?

  • Whatsapp

Seakan mewakili warga Pulau Weh, Nedi meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mengambil tindakan tegas terkait maraknya pendaratan pengungsi Rohingya di Aceh.

“Saya mohon ke Pak Jokowi tegas menghadapi Rohingya, jangan sampai seperti Malaysia, itu contoh. Jadi kalau bisa secepat mungkin, Pak Jokowunit

Bacaan Lainnya

i itu langsung ambil tindakan tegas. Pesan saya kepada Presiden Jokowi untuk tegas dan secepat mungkin mengeluarkan Rohingya dari Sabang. Harus segera dipulangkan,” ujarnya.

Sejumlah perempuan Muslim Rohingya saat beristirahat di pantai setibanya di Blang Raya, Pidie, Aceh, 10 Desember 2023. (Foto: Reuters)Warga Kota Sabang lainnya, Suprati, bahkan mengancam tidak akan berpartisipasi dalam Pemilu 2024 apabila pengungsi Rohingya tidak dikeluarkan dari Pulau Weh. “Kami sudah beri waktu 14 hari. Ini harus keluar mereka. Mau tidak mau harus keluar. Kalau mereka tidak keluar, kami tidak akan ikut pemilu,” kata Suprati kepada VOA.

KontraS: Stigma dan Hoaks Picu Ketidaksukaan Warga Lokal

Koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna, mengatakan penolakan warga itu terjadi karena adanya informasi negatif dan stigma yang terus beredar di masyarakat, baik dari media sosial maupun oknum-oknum yang terus mereproduksi ujaran kebencian terhadap pengungsi Rohingya.

“Sejumlah informasi yang tidak benar itu disampaikan termasuk video-video yang sengaja dibuat untuk memojokkan pengungsi Rohingya. Kebanyakan video itu tidak benar atau hoaks sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang salah,” jelasnya kepada VOA.

Belum lagi lambatnya pemerintah lokal dan pusat mencegah kedatangan mereka sejak awal. “Hal ini tentu saja membuat masyarakat kebingungan. Padahal jika merujuk pada peraturan terkait penanganan pengungsi Rohingya sudah jelas pihak-pihak itu dengan segera bergerak untuk penanganan pengungsi,” kata Husna.

Mengapa Warga Lokal Menolak Pengungsi Rohingya Di Pulau Weh 5
Pengungsi Rohingya yang baru tiba kembali ke perahu setelah masyarakat setempat memutuskan untuk mengizinkan mereka sementara mendarat untuk mendapatkan air dan makanan di Ulee Madon, Aceh, 16 November 2023. (Foto: AFP_

Kepala Badan PBB Urusan Pengungsi UNHCR di Indonesia Ann Maymann pada Minggu (10/12) mengatakan kepada wartawan di Banda Aceh bahwa yang terpenting sekarang adalah “menemukan tempat di mana mereka bisa tinggal, dan kemudian membahas langkah selanjutnya. Jika tidak, kita akan kehilangan sebagian dari mereka. Anak-anak ini misalnya, ada begitu banyak anak yang bahkan tidak makan apapun selama delapan jam ini. Ayo kita berupaya cari tempat penampungan bagi mereka, dan kemudian bicara langkah selanjutnya.”

Polda Aceh Bongkar Kasus Penyelundupan Manusia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *