“Kapal rumah sakit ini dibangun atau dibentuk dengan tujuan untuk tugas kita sebagai militer yaitu operasi militer perang. Selain itu kita juga memiliki tugas operasi militer selain perang yang bentuknya seperti bakti sosial, apakah untuk bencana dan lain-lain. Karena di Indonesia ini bentuknya kepulauan, jadi banyak pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan, makanya diperlukan kapal rumah sakit untuk menjangkau pulau-pulau terluar tersebut,” ungkap dr Gilang ketika berbincang dengan VOA, di Jakarta, Selasa (16/1).
Perlengkapan Medis dan Awak KRI dr. Radjiman Menunggu Komando
Fasilitas dan alat kesehatan KRI dr. Radjiman tersebut cukup lengkap atau setara dengan rumah sakit tingkat 3, atau tingkat C atau C plus. Kapal rumah sakit ini dapat digunakan untuk melakukan operasi besar dan kecil, mulai dari operasi bedah otak, saraf, mata, pemeriksaan gigi, hingga klinik kejiwaan.
Alat-alat kesehatan penunjang seperti CT scan hingga panoramic X-ray, serta labolatorium pun tersedia. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan ruang Unit Gawat Darurat (UGD), dan ruang isolasi. Secara keseluruhan, kata Gilang, kapal ini bisa memuat kurang lebih 150 pasien.
Kapal ini juga dilengkapi dengan 16 personil yang terdiri dari dua dokter umum dan tenaga kesehatan lainnya, seperti apoteker dan perawat. Namun tim kapal ini akan disesuaikan ketika melakukan misi kemanusiaan di luar Indonesia.