Ketua KNPI Gowa, Bung Alumnus, menegaskan bahwa kemiskinan tidak semata-mata soal keterbatasan ekonomi, tetapi juga menyangkut minimnya akses terhadap peran sosial dan kepemimpinan di masyarakat.
“Selama ini, mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem hanya diposisikan sebagai penerima bantuan. Padahal, mereka juga berhak mendapat ruang untuk berperan dalam struktur sosial,” ujar Bung Alumnus.
KNPI Gowa akan fokus pada pendampingan sumber daya manusia (SDM), agar kelompok miskin ekstrem mampu membentuk dan mengelola lembaga secara mandiri. Pendekatan ini diharapkan dapat mengubah status mereka dari penerima pasif menjadi pelaku aktif dalam pembangunan sosial.
“Kami tidak memberikan bantuan materi, melainkan pendampingan agar mereka memahami cara mengelola lembaga sendiri. Dengan begitu, mereka bisa keluar dari status miskin struktural,” tambahnya.
Program ini dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian masyarakat miskin ekstrem. KNPI Gowa akan menyediakan pelatihan dan fasilitasi pembentukan struktur organisasi yang inklusif, sehingga kelompok tersebut dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat.
“Saatnya mereka bergerak, bukan hanya menerima. Kami siap mendampingi mereka menuju kehidupan yang lebih sejahtera,” tegas Bung Alumnus.
Langkah KNPI Gowa ini sejalan dengan semangat pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan kelompok miskin ekstrem dalam proses pembangunan sosial, diharapkan tercipta perubahan yang lebih mendasar dan berdampak luas di Kabupaten Gowa. [D’kawang]