Bayangkan, saat subsidi dicabut, dolar meroket, rakyat resah, dan elite saling berebut kendali, maka negara benar-benar berada di ambang krisis multidimensi—bukan hanya ekonomi dan politik, tetapi juga sosial dan keamanan.
Oleh karena itu, 2026 bukan hanya tahun ujian, tapi titik balik sejarah. Apakah bangsa ini mampu bersatu di tengah badai, atau justru tercerai-berai oleh kepentingan sendiri-sendiri. Jangan salahkan keadaan luar—karena krisis yang akan datang, adalah hasil dari kekacauan internal yang dibiarkan tumbuh terlalu lama.
Waktunya berpikir jernih, bertindak tegas, dan menyatukan arah. Sebelum semuanya terlambat. [NH]