Oleh: Dr. Abid Muhtarom
Dekan fakultas FEB UNISLA Lamongan
LAMONGAN – DN | Indonesia sedang berjalan menuju titik genting, di mana ekonomi dan politik tidak lagi beriringan, melainkan saling menekan. Saat keduanya bertemu dalam kondisi rapuh, maka yang lahir bukan sinergi, melainkan krisis. Dan saya melihat, tahun 2026 bisa menjadi tahun di mana ledakan besar itu terjadi.
Hari ini, subsidi menjadi bom waktu fiskal. Bertahun-tahun pemerintah membangun ilusi kesejahteraan melalui subsidi energi dan pangan, tanpa membenahi struktur ekonomi secara mendasar. Ketika harga komoditas global naik, rupiah melemah, dan utang membengkak, maka subsidi tak lagi bisa ditanggung. Pemerintah akan dipaksa mencabutnya secara drastis—dan ketika itu terjadi, harga melonjak, rakyat terpukul, dan gejolak sosial tak terhindarkan.