Kaum Muda dalam Pilpres 2024: Aspirasi atau Alat Meraih Kemenangan?

  • Whatsapp
Pendukung calon presiden Anies Baswedan dan pasangannya Muhaimin Iskandar bersorak menunggu kedatangan pasangan tersebut untuk mendaftarkan nama mereka untuk mencalonkan diri pada pemilu tahun depan di gedung KPU Jakarta, 19 Oktober 2023. (Foto: AP )

Maka dari itu, ia berpendapat, sudah seharusnya ketiga paslon ini untuk mulai peduli dan mendengar apa yang menjadi keinginan dari generasi muda tersebut. Apabila capres dan cawapres ini tetap mengabaikan aspirasi mereka, itu sama halnya dengan menjual politik kepalsuan.

“Misalnya pasangan Prabowo-Gibran. Menampilkan Gibran sebagai misalkan idola atau ikon muda, tapi dia bicara apa? Dia tidak bicara apa-apa soal aspirasi dan agenda kaum muda,” katanya.

Bacaan Lainnya

Hal itu lah, menurut Airlangga, yang disebut sebagai politik kepalsuan, yaitu menjual kemasan, tetapi isinya kosong.

Kaum Muda Dalam Pilpres 2024 Aspirasi Atau Alat Meraih Kemenangan 5
Pendukung putra Presiden RI Joko Widodo sekaligus Wali Kota Surakarta saat ini, Gibran Rakabuming Raka di Jakarta pada 21 Oktober 2023. (Foto: Bay ISMOYO/AFP)

“Ini harus berubah karena suatu hal yang mendesak saat ini adalah bagaimana ke depan ini kita bicara bahwa kaum muda ini yang akan menjadi pemimpin kedepan. Dan jangan dijejali lagi dengan politik atau kampanye kepalsuan,” tegasnya.

Pengamat Politik BRIN Lili Romli menilai hanya satu paslon saja yang ia lihat lebih menjual politik gimmick serta politik pencitraan ketimbang menyampaikan gagasan, visi, atau misi kepada generasi muda. Meski begitu, seharusnya politik gimmick dan pencitraan harus dihilangkan, karena kedua hal tersebut sama sekali tidak memberikan pendidikan politik terhadap generasi muda.

Ia pun menyayangkan tema debat capres dan cawapres yang akan diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti sama sekali tidak ada yang menyentuh kalangan anak muda, padahal menurutnya hal ini sangat penting.

“Kita ingin mendengar sikap dan perhatian para capres dan cawapres terhadap masa depan generasi milenial dan gen Z itu, yang katanya selalu didengungkan oleh mereka Indonesia Emas,” katanya.

Padahal, menurut Lili, Indonesia Emas harus menjelaskan langkah konkret apa yang akan diambil calon pemimpin untuk masa depan kaum muda.

“Selama ini yang selalu dikeluhkan persoalan pengangguran. Mereka itu lapangan pekerjaan apa yang harus diperoleh mereka di tengah persaingan yang ketat dalam era globalisasi ini? Yang saya lihat mereka itu mencari sendiri tanpa arahan, panduan, keterlibatan negara untuk memberikan prospek baik bagi generasi milenial dan gen Z ini,” pungkasnya.

Indonesia Emas sendiri merupakan visi pemerintah untuk menjadikan negara ini sebagai negara maju ketika merayakan usianya yang ke-100 pada 2045. Presiden Joko Widodo mengatakan untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan pandai mencari solusi. [Red]#VOA

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *