Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan komitmen daerahnya dalam menggenjot penemuan kasus dan memastikan pengobatan berjalan maksimal. Pemprov Jateng telah mengeluarkan Pergub No. 27 Tahun 2024 tentang RAD Penanggulangan TBC 2024–2029 serta Keputusan Gubernur No. 440/37 Tahun 2024 tentang pembentukan TP2TB yang ditindaklanjuti di 35 kabupaten/kota.
“Dari sekian provinsi di Nusantara, Jawa Tengah yang terbaik. RAD tinggal satu yang belum selesai, yakni Kabupaten Klaten. Segera saya laporkan ke Gubernur agar dituntaskan,” ujar Taj Yasin usai Forum 8 Gubernur di Kemendagri, Selasa (26/8/2025).
Anggaran program TBC di Jawa Tengah meningkat signifikan: Rp189,99 juta (2023), Rp3,16 miliar (2024), dan Rp1 miliar pada 2025 melalui efisiensi program. Hingga 25 Agustus 2025, penemuan kasus baru mencapai 53.480 atau 50% dari target tahunan 107.488 kasus.
Rinciannya:
- TBC Sensitif Obat (SO): 52.891 kasus, 92% di antaranya telah menjalani pengobatan.
- TBC Resisten Obat (RO): 589 kasus dari estimasi 3.156, dengan 84% sudah memulai terapi.
Inovasi Speling Untuk mempercepat deteksi dini, Pemprov Jateng mengandalkan program Speling (Screening keliling) yang diintegrasikan dengan Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah pusat. Program ini menjangkau hingga tingkat desa, melibatkan seluruh Dinas Kesehatan dan rumah sakit daerah.
“Speling efektif untuk screening TBC. Saat ditemukan kasus, langsung diarahkan ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan lanjutan,” jelasnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi kelengkapan perangkat penanggulangan TBC di Jawa Tengah. Menurutnya, tanpa rencana aksi yang jelas, penanggulangan akan sulit terukur. Pemda dengan progres terbaik akan diberikan penghargaan, sementara yang tertinggal akan diumumkan ke publik.