Yudi menyebut ketersediaan jalan di Jawa Tengah sudah cukup, namun akses baru tetap diperlukan untuk membuka wilayah potensial. Ia mengusulkan dua pendekatan: menaikkan kelas jalan kabupaten menjadi provinsi, dan membuka jaringan jalan baru di wilayah tengah Jawa Tengah.
“Pembangunan jalan harus berbasis kajian pergerakan barang dan orang. Tujuannya bukan hanya konektivitas, tapi pemerataan pembangunan,” tuturnya.
Dengan sinergi antara pembangunan fisik, penegakan regulasi, dan pemanfaatan teknologi, Jawa Tengah dinilai siap melangkah menuju sistem infrastruktur jalan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. [SIS]