Hartanto Boechori: Satreskrim Polres Tuban “Lemot” Tangani Percobaan Pembunuhan Jurnalis

  • Whatsapp

Santoso yang diinisialkan berbagai media sebagai SN, pengusaha tambang pasir kuarsa kaya di Tuban kepada Ketua Umum PJI dan 12 wartawan anggota PJI, Jumat, 22/11/2024 di Sahid hotel Surabaya, mengklarifikasi, dirinya sama sekali tidak terlibat dalam aksi keji itu. Ditanya tentang hubungan dirinya dengan As, Santoso menjelaskan, As hanya penyewa alat berat miliknya saja dan hasil tambangnya dijual ke dirinya (Santoso).

Sedangkan tentang video call antara As dengan preman penghadang bermotor RX King, disampaikan As kepada Santoso bahwa As tidak terlibat dalam permufakatan jahat percobaan pembunuhan berencana dan penganiayaan pada wartawan itu. Hanya video call saja, demikian penjelasan As, menurut Santoso. As juga tidak menjelaskan sedikitpun tentang video callnya dengan preman penghadang. Saat klarifikasi, Santoso didampingi humasnya, Ayom. Klarifikasi Ketua Umum PJI ke As, belum dijawab. Hanya Santoso saja yang menyampaikan sedikit pernyataan As.

Bacaan Lainnya

Secara singkat sebagaimana diceritakan korban, Brendi diajak Sukamto pergi ke eks area tambang pasir kuarsa milik Suprapto. Di kawasan Perhutani yang sepi, dihadang preman mengendarai motor RX King. Preman itu video call dengan seseorang. Layar HP diarahkan ke Brendi. Wajah dalam HP dikenali Brendi sebagai As orang kepercayaan SN, pengusaha tambang pasir kuarsa terbesar di Tuban. Video call langsung dimatikan oleh As.

Hampir bersamaan, datang 2 sepeda motor ditumpangi 4 orang bersenjata tajam, langsung menuju mobil, menghantam kaca dengan batu, menarik paksa pintu mobil depan kiri yang ditumpangi Sukamto, menanyakan nama Sukamto dan diiyakan. Setelah memastikan nama Sukamto, salah satu preman berteriak, “ya ini orangnya”, langsung membacokkan parangnya bertubi tubi sampai terkapar pingsan bersimbah darah dan masih dikepruk batu lagi. Penuturan korban Brendi, 4 orang itu semuanya membawa senjata tajam, namun hanya seorang yang membacok dan mengepruk korban Sukamto.

Brendi yang panik dan berupaya melerai, ditawur beramai ramai menggunakan tangan dan kaki kosong. Setelah itu Brendi disuruh membawa Sukamto yang sudah “mati”. “Wis, gowoen mayate koncomu” (Sudah, bawa mayat temanmu), ujar preman yang membacok dan mengepruk dengan batu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *