Lebih ironis lagi, pengeluaran untuk pelumas ini terjadi di tengah keluhan petani yang irigasinya rusak dan belum diperbaiki. Beberapa saluran teknis di wilayah Bojonegoro bagian selatan bahkan masih dalam kondisi kritis akibat kerusakan pompa dan sedimentasi.
Sejumlah LSM pun mulai menyiapkan laporan kepada Inspektorat Daerah dan APIP agar belanja-belanja yang janggal, termasuk stempet ini, diaudit tuntas.
Kritik pun mengalir deras ke DPRD Bojonegoro agar tidak tinggal diam terhadap dugaan pemborosan ini. Beberapa anggota dewan diminta bersuara, bukan hanya membahas hal-hal seremonial.
“Mereka disumpah untuk mengawasi anggaran. Kalau anggaran kecil seperti ini dibiarkan, bagaimana dengan yang miliaran?” ujar warga bojonegoro pinggiran. [Bud]