Keluhan serupa juga disampaikan oleh Anto, warga lainnya, yang menyebutkan bahwa bau tidak sedap tersebut tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, akan tetapi juga memengaruhi kualitas hidup masyarakat setempat. “Dulu kami sudah sering melaporkan kejadian ini dan warga juga sudah pernah menutup Gudang limbah itu, dan sudah membaik sekitar kurang dari setahun tetapi sekarang kembali terulang dan belum ada tindakan yang benar-benar menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, limbah cair yang di tampung di gudang PT Amina itu berasal dari limbah PT Miwon yang mengandung tetes tebu diduga menjadi salah satu penyebab utama pencemaran ini. Limbah tersebut menghasilkan bau asam yang tajam dan busuk seperti pembuangan septitank menyebar hingga radius beberapa kilometer dari lokasi gudang penimbunan. Meski demikian, pihak perusahaan belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga.