Gubernur Mirza juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah meluncurkan aplikasi “Lampung In” yang memungkinkan masyarakat melaporkan berbagai kasus, termasuk kekerasan seksual. Ia membuka peluang bagi organisasi mahasiswa untuk terlibat lebih aktif lewat Dinas Pendidikan dan Biro Kesra.
“Saya tidak alergi kritik. Saya butuh anak muda yang punya gagasan dan berani menyuarakan solusi,” ujarnya.
Dialog terbuka antara LMND dan Pemprov Lampung ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara negara dan elemen gerakan mahasiswa adalah kunci membangun provinsi yang inklusif, adil, dan peduli terhadap masa depan generasi muda. [Suhairi]