Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jatim, Hadi Wawan Guntoro, yang hadir mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa, menyebut Festival Dayung Tejoasri sebagai event yang lengkap. Menurutnya, kegiatan ini mengandung nilai sejarah, budaya, dan ekonomi.
“Bengawan Solo bukan hanya sungai, tapi simbol kejayaan dari era Majapahit hingga peradaban Islam. Festival ini menghidupkan kembali semangat itu,” ungkap Hadi.
Lebih dari 100 UMKM lokal turut meramaikan festival dengan produk khas Lamongan, mulai dari kuliner hingga kerajinan tangan. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa olahraga tradisional bisa bersinergi dengan sektor ekonomi kreatif.
Festival ini juga menjadi ajang memperkuat nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, semangat sehat melalui olahraga, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan berbasis budaya.