Empat Siswa SDN di Lamongan Dilarikan ke Puskesmas Usai Konsumsi MBG, Ini Kata Dokter

  • Whatsapp

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan indikasi keracunan makanan. Dokter piket IGD Puskesmas Mantup, dr. Mita, menjelaskan bahwa gejala yang dialami para siswa tidak mengarah pada kondisi keracunan.

“Keracunan makanan biasanya ditandai dengan gejala khas dan harus melalui proses pencernaan. Dari hasil observasi, tidak ada demam atau tanda kegawatdaruratan. Bahkan ada siswa yang hanya membuka paket tanpa mengonsumsi isinya,” terang dr. Mita kepada MDN.

Bacaan Lainnya

Ia menambahkan, kemungkinan besar keluhan tersebut dipicu oleh ketidaksukaan anak terhadap menu yang disajikan, bukan karena kontaminasi makanan.

“Kami simpulkan 75 persen bukan keracunan, melainkan reaksi psikologis atau ketidaktertarikan terhadap rasa makanan. Sisanya masih kami pantau jika muncul gejala baru,” jelasnya.

Camat Mantup, Suwanto, turut memberikan keterangan bahwa program MBG di sekolah tersebut baru berjalan selama sepekan. Dari total 25 siswa, hanya empat yang sempat mengeluhkan mual.

“Menu sayur pokcoy yang disajikan mungkin terasa asing bagi anak-anak. Bisa jadi mereka belum terbiasa dengan aroma dan rasa sayur tersebut,” ujarnya.

Keempat siswa yang sempat dirawat kini telah dipulangkan dalam kondisi stabil. Pihak sekolah bersama Puskesmas berkomitmen untuk terus memantau kesehatan siswa serta memastikan kualitas makanan MBG tetap terjaga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *