Kehadiran tokoh-tokoh penting dari berbagai lembaga turut menambah kekhidmatan. Di antaranya Wakil Gubernur Jatim, Ketua DPRD, perwakilan TNI/Polri, Forkopimda, pimpinan partai politik, kepala perwakilan Bank Indonesia dan OJK Jatim, serta tokoh-tokoh ormas keagamaan seperti PWNU, Muhammadiyah, LDII, MUI, dan Muslimat NU.
Dalam tausiyahnya, Habib Syech mengajak umat untuk menjadikan kemerdekaan sebagai momentum memperkuat iman dan persaudaraan.
“Mari kita bersatu membangun Jawa Timur agar menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga dengan iman, takwa, dan kerja sama,” serunya.
Senada dengan itu, Prof. M. Mas’ud Said, Ph.D., Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang, menegaskan bahwa spiritualitas dan kebangsaan harus berjalan beriringan.
“Di tengah dunia yang mencari ketenteraman, Jawa Timur terus menjaga nilai perjuangan dan keberkahan. Dzikir dan sholawat ini adalah bentuk syukur yang mendalam atas anugerah kemerdekaan,” tuturnya.
Gelaran Dzikir, Sholawat, dan Doa di Grahadi menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 RI di Jawa Timur. Lebih dari sekadar seremoni, acara ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan harus dirawat dengan doa, persatuan, dan kontribusi nyata bagi negeri. [Nat]