Adapun sasaran utama SIM Bolo Bhabin adalah warga pedesaan yang kerap kesulitan mengakses layanan pembuatan SIM.
Salah satunya karena keterbatasan waktu, biaya, serta jarak ke pusat kota.
Setelah mendapatkan pelatihan, pemohon diharapkan kian percaya diri dan dapat lulus mengikuti semua tahapan ujian.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak hanya tahu pentingnya memiliki SIM, tapi juga punya kemampuan dan keberanian untuk mengikutinya,” imbuhnya.
Peluncuran inovasi tersebut mendapat sambutan antusias, baik dari warga maupun pemerintah daerah.
Program ini dinilai sebagai langkah maju dalam pendekatan humanis kepolisian. Hal itu sekaligus mematahkan kesan kaku saat warga masyarakat harus berurusan dengan layanan kepolisian.
“Lewat ngopi santai bareng, kami ingin hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga pendengar dan sahabat. Di sisi lain, para Bhabin bukan sekadar menjadi pelatih, tapi sekaligus mendampingi masyarakat yang akan mengikuti ujian SIM,” pungkasnya. [Red/Yud]