Dalam pernyataannya kepada MDN melalui sambungan WhatsApp, Rabu (1/10/2025), Nursalim menilai kejadian tersebut sebagai bukti lemahnya pembinaan moral di lingkungan Dinas Pendidikan Lamongan.
“Ini bukan semata kesalahan individu, tapi juga cerminan dari minimnya perhatian Dinas Pendidikan terhadap pembinaan karakter dan spiritualitas guru,” ujar Nursalim.
Ia menambahkan bahwa selama ini Dinas Pendidikan terlalu fokus pada peningkatan kompetensi teknis mengajar, namun abai terhadap aspek keimanan dan keteladanan.
“Tidak ada figur panutan di lingkungan Dinas. Bahkan angka perceraian di kalangan guru Lamongan cukup tinggi. Ini harus jadi evaluasi serius,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Kasus ini menambah daftar panjang pelanggaran etika oleh tenaga pendidik yang seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda.