“Membaca bukan hanya soal menambah pengetahuan, tapi juga membentuk kepribadian yang matang secara emosional. Literasi adalah kunci kemajuan bangsa,” ujar Endro.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan literasi di era digital semakin kompleks. Anak-anak lebih akrab dengan layar gawai daripada buku bacaan. Karena itu, menurutnya, keluarga harus menjadi garda terdepan dalam menanamkan budaya membaca sejak dini.
Lebih lanjut, Endro menjelaskan bahwa perpustakaan masa kini harus bertransformasi menjadi pusat layanan publik yang adaptif. Tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga akses internet, pelatihan keterampilan, dan layanan digital yang mendukung ekonomi produktif.