Menurut Romadlon, kolaborasi antara Lampung sebagai penyedia bahan baku dan Jawa Timur sebagai pusat industri pangan nasional menjadi fondasi penting dalam menjaga ketahanan pangan. Dukungan benih, pasokan jagung, dan sinergi industri pangan diyakini mampu meredam fluktuasi harga dan menjaga ketersediaan stok nasional.
Sejak 2019, Jawa Timur telah melaksanakan 41 misi dagang domestik dengan total transaksi Rp14,68 triliun, serta ekspansi pasar luar negeri senilai Rp1,6 triliun. Romadlon menilai langkah ini sebagai upaya membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
“Khofifah menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi nasional bisa tumbuh dari pasar lokal, gudang kecil, dan tangan petani. Diplomasi ekonomi seperti ini bukan hanya menggerakkan angka, tapi juga menyentuh hati rakyat,” tutup Romadlon. [Nat]