Amerika Serikat (AS), yang merupakan penyandang dana terbesar UNRWA, mengatakan pihaknya menghentikan sementara pendanaan tambahan sambil meninjau tuduhan tersebut dan langkah-langkah yang diambil PBB untuk mengatasinya. Sebelum perang dimulai, pemerintah AS telah menyumbangkan hampir $300 juta kepada UNRWA pada tahun 2023.
Deplu AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan Guterres pada Kamis “untuk menekankan perlunya penyelidikan menyeluruh dan cepat mengenai masalah ini.”
“Harus ada akuntabilitas penuh bagi siapa pun yang berpartisipasi dalam serangan keji pada 7 Oktober,” kata juru bicara Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.
Miller mengatakan Washington telah menghubungi pemerintah Israel untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai tuduhan tersebut dan telah memberi pengarahan kepada anggota Kongres AS.
Anggota DPR Chris Smith, anggota Partai Republik dari New Jersey dan ketua subkomite hak asasi manusia global dan organisasi internasional, mengkritik penangguhan pendanaan baru untuk UNRWA sebagai “sama sekali tidak cukup.”
“Apa yang kita butuhkan adalah pendekatan UNRWA yang komprehensif dan berdasarkan fakta yang menghentikan semua pendanaan dan mengkondisikan pendanaan di masa depan untuk melakukan reformasi menyeluruh dan restrukturisasi UNRWA,” tandasnya. [Red]#VOA