Diduga Terkait Serangan Hamas 7 Oktober, Beberapa Staf Badan PBB Dipecat

  • Whatsapp
Seorang pekerja PBB menyiapkan bantuan untuk didistribusikan kepada warga Palestina di gudang UNRWA di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, pada 23 Oktober 2023.

Dia mengatakan, “Sebuah kajian independen yang mendesak dan komprehensif” terhadap UNRWA akan dilakukan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang siapa yang akan melaksanakannya.

Israel telah mengkritik UNRWA selama bertahun-tahun, menuduh bahwa sekolah-sekolah yang dikelola badan tersebut telah digunakan oleh Hamas untuk kegiatan teroris dan mereka mempromosikan kurikulum anti-Israel. Sejak serangan 7 Oktober, para pejabat Israel menuduh beberapa staf merayakan serangan tersebut di media sosial.

“Seberapa simbolisnya bahwa pada Hari Peringatan Holocaust Internasional terungkap bahwa pegawai UNRWA ikut ambil bagian dalam pembantaian tersebut?” Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan pada acara Hari Peringatan Holocaust di PBB. “PBB tidak hanya dipersenjatai untuk mendelegitimasi keberadaan kami, tetapi juga untuk memusnahkan kami secara fisik.”

Bacaan Lainnya

Dalam serangan mematikan 7 Oktober itu, Hamas juga menyandera 240 orang. Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris.

“UNRWA menegaskan kembali kecaman mereka sekeras-kerasnya atas serangan keji pada 7 Oktober dan menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera Israel dan pemulangan mereka dengan selamat ke keluarga mereka,” kata Lazzarini, Jumat.

Sekjen PBB Guterres juga mengulangi seruan itu pada peristiwa Holocaust.

UNRWA berada di garis depan di Gaza, memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada lebih dari 2 juta warga Palestina di wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 26.000 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel memulai serangannya untuk menghilangkan ancaman dari Hamas.

AS Hentikan Pendanaan

Meskipun PBB hanya mengatakan bahwa “beberapa” staf UNRWA terlibat dan dipecat, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa 12 anggota staf UNRWA terlibat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *