( DN ) – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA, Jumat (26/1), mengatakan bahwa pihaknya telah memecat beberapa karyawannya, setelah pemerintah Israel memberikan informasi kepada badan tersebut yang menuduh mereka berpartisipasi dalam serangan teror Hamas pada 7 Oktober di Israel.
“Untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan, saya telah mengambil keputusan untuk segera mengakhiri kontrak para anggota staf ini dan meluncurkan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran tanpa penundaan,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.
“Setiap pegawai UNRWA yang terlibat aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana,” tambahnya.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina memiliki sekitar 13.000 staf Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 150 orang tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023 setelah serangan teror Hamas di Israel yang menewaskan 1.200 orang.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Lazzarini telah memberi pengarahan kepadanya tentang “tuduhan yang sangat serius” tersebut.
“Sekretaris Jenderal merasa ngeri dengan berita ini dan telah meminta Bapak Lazzarini untuk menyelidiki masalah ini dengan cepat dan memastikan bahwa setiap pegawai UNRWA yang terbukti berpartisipasi atau bersekongkol dalam apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober, atau dalam kegiatan kriminal lainnya, diberhentikan. segera dan dirujuk ke kemungkinan tuntutan pidana,” kata juru bicara Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.