“Kalau dikatakan mangkrak ya gak masalah mas, kami sudah koordinasi dengan DLH yang kedua masalah mangkraknya karena kendala armada untuk mengambil sampah dari masyarakat kami Cuma punya satu tossa, sedangkan wilayah kami luas sehingga kalau cuma satu tossa jelas tidak mampu dan tidak selesai. Kami sudah koordinasi dengan DLH, katanya sementara dijalankan dulu. Sedangkan kalau saya paksakan armada dengan satu tossa waktunya habis untuk ambil saja.” Tandas Priyami
“Kenapa kami belum jalan, dengan sementara jumlah anggota yang masih belum maksimal sehingga kalau dipaksakan kasihan nanti petugasnya. Mas nya bisa ikut menghitung kalau petugas kami ada 5 orang dikalikan 50 ribu perhari selama 30 hari kebutuhan kami dalam 1 bulan minimal harus ada uang 7,5 Juta, itupun belum termasuk operasional, akomodasi, listrik dll. Sedangkan anggota kami sementara 300 an orang, untuk tiap rumah kita tarik 15 ribu per bulan, yang terkumpul cuma 4,5 Juta. Jadi untuk membiayai petugas saja kita belum mampu, kalau dipaksakan kasihan petugasnya. Jadi mending kita biarkan saja sampai jumlah anggotanya bisa sesuai dengan kebutuhan.” Tutupnya
Dari keterangan yang disampaikan Priyami selaku pengelola TPS 3R Tiron Bersemi Desa Tiron memang masuk akal dan tidak salah. Diduga Pemerintah Kabupaten melalui Dinas terkait tidak melakukan verifikasi yang benar sehingga pembangunan TPS 3R Desa Tiron yang belum siap tetap dilaksanakan. Diduga Pembangunan TPS 3R yang telah dibiayai dari APBD sebesar 600 Juta ada oknum yang sengaja mencari keuntungan sendiri. [Yud]