Ketika pertempuran terus berlanjut, ketua UNWRA, badan bantuan PBB untuk Palestina, mengatakan kematian dan kehancuran selama 100 hari terakhir “menodai kemanusiaan kita bersama.”
Di Rumah Sakit Nasser, sejumlah dokter mengatakan mereka berjuang dalam sistem layanan kesehatan yang kini “runtuh”.
Rekaman Reuters menunjukkan pasien berbaring di tandu di lantai dalam koridor dan dokter menggunakan senter ponsel mereka untuk memeriksa mata pasien.
“Perbekalan kesehatan di ICU sebagian besar hilang,” kata dokter Mohammad Al-Qidra. “Kami tidak memiliki tempat tidur kosong, tidak ada perawatan. Sebagian besar obat-obatan di ruang gawat darurat tidak cukup untuk pasien. Kami berusaha mencari alternatif lain.”
Bangsal rumah sakit digunakan bersama oleh banyak pengungsi.
Di Tepi Barat yang diduduki, di mana kekerasan telah meningkat sebelum 7 Oktober dan terus meningkat sejak saat itu, tiga warga Palestina yang bersenjatakan pisau, senapan dan kapak mencoba menerobos pemukiman Yahudi dan dibunuh, kata militer Israel.
mengatakan korban tewas berusia 15, 17 dan 19 tahun. Seorang tentara Israel terluka dalam baku tembak dengan para penyerang saat mereka menerobos pagar luar pemukiman Adora, dekat Kota Hebron, kata Israel. [Red]#VOA