Dari Polisi ke Petani Nilam: Kolaborasi Lintas Generasi Bangkitkan Ekonomi Kampung di Takalar

  • Whatsapp

Bersama warga setempat, keduanya kini mengelola dua hektar lahan dengan sekitar 30 ribu pohon Nilam. Tanaman ini bukan sekadar eksperimen, melainkan komoditas bernilai tinggi. Dengan harga minyak Nilam yang mencapai Rp2 juta per kilogram, satu hektar kebun dapat menghasilkan 200–400 kg minyak setiap panen. Artinya, potensi pendapatan bisa menembus Rp400 juta per hektar.

“Nilam mudah ditanam, ramah lingkungan, dan bisa dipanen dua kali setahun. Ini sangat cocok untuk masyarakat kampung,” jelas Buyung Ismo.

Bacaan Lainnya

Tanaman Nilam ditanam dengan jarak 50 x 80 cm, memungkinkan satu hektar menampung hingga 15 ribu pohon. Selain nilai ekonominya, Nilam juga memiliki makna filosofis bagi warga Jukukang dan La’nyara. Di masa lalu, tanaman ini dikenal sebagai “Inrallang”—pengharum alami pakaian. Kini, ia menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *