Rumah yang mereka tempati pun jauh dari kata layak. Lantai berlubang ditutup seadanya dengan baliho bekas caleg, dinding mulai lapuk, dan atap bocor setiap hujan datang. Di tempat seperti itulah Cadia dan anak-anaknya mencoba bertahan, dengan harapan yang sederhana: rumah yang aman dan anak yang bisa kembali bersekolah.
Kisah Cadia adalah cermin dari realitas yang masih terjadi di banyak pelosok negeri. Di tengah gempita pembangunan dan program sosial, masih ada warga yang terlewatkan. Mereka tidak meminta banyak—hanya ingin hidup dengan layak dan bermartabat.