“Saya terima dan mulai mengajar anak-anak mengaji, asalkan tidak berbenturan dengan tugas dinas,” ucapnya.
Di sisi lain, ada kendala ketika pelajaran, karena anak-anak kadang capek dan mengantuk.
Maka cara jitu yang dilakukan adalah memberi pertanyaan dan memberi hadiah bagi yang bisa menjawab.
Hal ini dilakuksn agar anak-anak lebih semangat dalam belajarnya.
Bripka Wahyuni memilih, ketika mengajar memakai seragam dinas kepolisian, hal ini sebagai cara untuk pendekatan kepada mereka agar tidak takut kepada Polisi, yang tugasnya adalah melindungi, melayani, dan mengayomi warganya.
“Alhamdulillah, respon anak-anak sangat senang sekali ketika saya mengajar pakai seragam dinas,” tambahnya.
Dalam mengajar ngaji tidak dilakukan setiap hari, melainkan sebulan dua kali pertemuan, dipilih hari Jumat.
“Bagi saya, bisa menjadi guru ngaji sangat bangga sekali karena bisa memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat sekali,” lanjut Polwan asli Ponorogo ini.