Pasien dan pengungsi internal terlihat di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023, di tengah pertempuran yIsrael dan Hamas. (Foto: AFP)
(DN) – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pusat medis Shifa di Gaza “tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit” dan situasi di rumah sakit terbesar di Gaza itu “mengerikan dan berbahaya.” Ia menambahkan, “Tembakan dan pemboman yang terus-menerus” di sekitar rumah sakit “memperburuk keadaan yang sudah kritis.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu, mengatakan bahwa tidak ada alasan mengapa pasien di rumah sakit Shifa di Gaza yang terkepung tidak dapat dievakuasi dengan aman. Namun ia berpendapat bahwa militan Hamas “melakukan segalanya untuk menjaga mereka tetap dalam bahaya.”
Pemimpin Israel itu mengatakan dalam acara “State of the Union” di TV CNN bahwa 100 pasien telah dibawa keluar dari rumah sakit itu dan puluhan ribu orang Palestina yang tinggal di sekitarnya telah keluar dengan aman dari daerah tersebut melalui koridor aman menuju selatan Kota Gaza. Namun perang Israel-Hamas berlanjut di dekat rumah sakit itu, Direktur rumah sakit Mohammad Abu Salmiya, mengatakan bahwa fasilitas tersebut terkepung perang.
Orang-orang berdiri di luar bangsal darurat Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023. (Foto: AFP)
Dalam acara “Face the Nation” di TV CBS News, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa Amerika “tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit di mana orang-orang yang tidak bersalah, pasien yang sedang dirawat, terjebak baku tembak. Kami terus berkonsultasi dengan Pasukan Pertahanan Israel mengenai ini.”
Beberapa penanganan pasien di rumah sakit itu telah ditangguhkan karena kurangnya pasokan bahan bakar. Sejauh ini, dua bayi meninggal dan puluhan pasien lainnya berada dalam risiko.