FILE – Presiden AS Donald Trump di Ruang Timur Gedung Putih, 7 Juli 2020.
ATLANTA, GEORGIA (KD) – Menyusul dakwaan dewan juri di Georgia terhadap mantan presiden AS Donald Trump dan 18 orang lainnya atas tuduhan berupaya membatalkan hasil pemilihan presiden 2020, para pemimpin partai Demokrat menggambarkan hal itu menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun berada di atas hukum. Sementara itu, para tokoh partai Republik mengatakan langkah ini berlatar belakang politik terhadap seorang kandidat dalam pemilihan 2024.
Pemimpin partai mayoritas di Senat AS, Chuck Schumer, dan pemimpin partai Demokrat di DPR Hakeem Jeffries mengemukakan dalam pernyataan bersama bahwa dakwaan pada hari Senin dan tiga dakwaan sebelumnya menunjukkan “pola berulang aktivitas kriminal oleh mantan presiden itu.”
“Tindakan yang diambil Jaksa Wilayah Kabupaten Fulton, bersama dengan para jaksa federal dan negara bagian lainnya, menegaskan kembali keyakinan bersama bahwa di Amerika tidak seorang pun, bahkan presiden, berada di atas hukum,” kata Schumer dan Jeffries.
Sementara itu ketua DPR AS Kevin McCarthy dari fraksi Repubik mengatakan di X, yang semula dikenal sebagai Twitter, bahwa Presiden Joe Biden “telah mempersenjatai pemerintah dalam melawan pesaing politik utamanya untuk ikut campur dalam pemilihan 2024” dan menuduh Jaksa Wilayah Kabupaten Fulton Fani Willis “menyerang Presiden Trump dan menggunakannya untuk menggalang dana bagi karier politiknya.”
Anggota Kongres dari fraksi Demokrat Nikema Williams, yang distriknya berada di Kabupaten Fulton, mengatakan bahwa Trump berusaha untuk mencabut hak para pemilih di Georgia karena ia tidak menyukai kekalahannya dalam pemilihan yang berlangsung adil pada 2020.
“Itu adalah serangan terhadap demokrasi kita. Tetapi di Kabupaten Fulton, kami menerapkan kesetaraan hukum bagi semua orang – bahkan terhadap mantan presiden yang gagal,” kata Williams di X.
Pengacara Trump, Drew Findling, Jennifer Litte dan Marissa Goldberg, dalam pernyataan Senin malam, menyebut dakwaan itu “tidak diragukan lagi cacat dan inkonstitusional seperti halnya keseluruhan proses ini.”
Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang kalah dari Trump dalam pemilihan presiden 2016, mengatakan di MSNBC bahwa dituduhnya seorang mantan presiden melakukan kejahatan penting “merupakan momen yang mengerikan bagi negara kita.”
Sementara itu anggota Kongres dari partai Republik Jim Jordan mengatakan di X bahwa dakwaan hari Senin “hanyalah serangan politik terbaru dalam upaya MENCARI-CARI KESALAHAN oleh partai Demokrat terhadap Presiden Trump.”
“Ia tidak melakukan kesalahan apapun!” kata Jordan. [Red]#VOA